Sejarah Puasa Ramadhan Ketahui Dalil dan Tata Caranya



ilustrasi puasa. ©blogspot.com

Merdeka.com – Sejarah puasa ramadhan sejauh ini masih menjadi peristiwa yang belum banyak diketahui oleh umat Islam. Salah satu rukun Islam yang dikerjakan satu kali dalam setahun ini rupanya memiliki sejarah yang cukup panjang. Pasalnya, tidak hanya umat zaman sekarang saja yang diwajibkan untuk berpuasa, akan tetapi juga umat sebelum zaman Nabi Muhammad.

Puasa ramadhan bagi sebagian besar orang Islam adalah berkah. Setiap tahun pada bulan ramadhan, orang akan berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan dan menambah amal ibadah masing-masing. Hal ini sebagai salah satu bentuk kebahagiaan dan tidak ingin melewatkan moment ramadhan yang datang satu tahun sekali.

Sejarah puasa ramadhan adalah informasi penting yang wajib untuk diketahui khalayak umum. Melansir dari berbagai sumber, berikut ini Merdeka.com merangkum informasi tentang sejarah puasa ramadhan beserta dalil dan tata caranya.

©2022 Merdeka.com/pixabay

Puasa ramadhan adalah puasa yang wajib dilakukan oleh umat Islam. Dalam sebuah ayat Al-Qur’an Allah berfirman yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Hal ini berarti bahwa semua agama samawi mengajarkan keesaan kepada Allah, salah satu ibadah yang wajib dilakukan adalah berpuasa. Melansir dari laman NU Online, sejarah puasa diawali ketika Nabi Muhammad melakukan hijrah ke Yatsrib. Pada saat itu, puasa yang diwajibkan kepada umat Islam yaitu pada bulan Sya’ban tahun ke-2 hijriah.

Sebelumnya, Nabi sudah melakukan puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram, sebelum muncul perintah untuk melaksanakan puasa ramadhan. Ketika ayat perintah puasa ramadhan turun, maka Nabi menganjurkan kepada umatnya untuk melakukan puasa ramadhan.

Puasa ramadhan inilah yang kemudian menggantikan puasa Asyura. Meskipun demikian, Nabi tetap mengizinkan umatnya untuk melakukan puasa Ayura. Akan tetapi puasa itu kemudian tidak lagi diwajibkan bagi umat Islam. Puasa Asyura kemudian menjadi puasa sunnah yang boleh dilakukan untuk menambah pahala.

Pada masa itu, Nabi melarang umat Islam untuk mendekati istrinya selama bulan ramadhan. Hal itu dilakukan untuk menghindari berhubungan intim yang dapat membatalkan puasa. Namun, para sahabat merasa keberatan dengan hal itu. Maka Nabi kemudian mengizinkan akan tetapi dilakukan pada malam hari setelah berbuka puasa.

Puasa ramadhan menjadi puasa yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Puasa ini adalah sebagai bentuk atau sarana untuk meningkatkan takwa kepada Allah. Jika ada umat Islam yang tidak sanggup melaksanakan puasa ramadhan, maka diwajibkan untuk membayar fidyah.

Dalil Puasa Ramadhan

1. Dalil Rukun Islam

Selain Surat Al-Baqarah ayat 183, ada dalil lain yang menjelaskan tentang puasa ramadhan. Salah satunya adalah sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Dalil ini menyatakan rukun Islam yang wajib dilakukan oleh umat Islam.

Artinya: ““Islam dibangun di atas lima perkara: (1) bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah; (2) menunaikan shalat; (3) menunaikan zakat; (4) menunaikan haji ke Baitullah; dan (5) berpuasa Ramadhan” (HR al-Bukhari dan Muslim).

2. Dalil Menjaga Pandangan

Dalil kedua tentang puasa ramadhan adalah dalil bahwa manfaat berpuasa salah satunya adalah menjaga pandangan dan menjaga kemaluan. Hal itu tentu adalah fungsi dari puasa yang bisa mengontrol hawa nafsu manusia.

Artinya: “Wahai para pemuda, barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Sesungguhnya menikah lebih bisa menundukkan pandangan dan lebih mudah menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu menikah, maka berpuasalah, sesungguhnya puasa itu adalah penekan syahwatnya” (HR Imam Ahmad dan Imam al-Bukhari).

3. Dalil Dilipatgandakan Pahala

Puasa merupakan ibadah yang mempunyai pahala yang besar. Hal itu disampaikan dalam sebuah sabda dari Rasulullah. Hadits itu diriwayatkan oleh Imam Muslim. Berikut ini adalah artinya:

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), ‘Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya” (HR Muslim)

Tata Cara Puasa Ramadhan

Berikutnya, hal penting yang juga perlu untuk Anda ketahui adalah tata cara puasa ramadhan. Puasa ramadhan sebagaimana ibadah lainnya, memiliki tata cara yang diatur dalam syariat. Berikut ini adalah tata cara puasa ramadhan.

1. Niat

Langkah pertama adalah niat. Lakukan niat sebelum terbit fajar. Biasanya dilakukan pada malam hari sebelum puasa. Adapun niatnya adalah : Nawaitu shauma ghadin ‘an qadha’i fardli syahri ramadhani lillahi ta’ala.

2. Makan Sahur

Makan sahur adalah kegiatan yang dianjurkan ketika puasa. Sahur adalah makan yang dilakukan pada pagi hari sebelum imsak. “Telah bersabda Rasulullah SAW,’ Sahurlah kalian, maka sesungguhnya dalam sahur itu ada berkahnya”.

3. Menahan Nafsu

Ketika imsak sudah tiba, maka Anda diwajibkan untuk menahan nafsu makan, minum, dan berhubungan seksual sampai pada terbenamnya matahari.

4. Berbuka Puasa

Setelah tenggelamnya matahari atau maghrib, maka yang perlu dilakukan adalah berbuka puasa. “Telah berfirman Allah Yang Mahamulia dan Maha Agung:”Hamba-hamba Ku yang lebih aku cintai ialah mereka yang paling segera berbukanya” (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah).

[mff]

Scroll to Top