Menyoroti India yang Kian Dekat Jadi Negara Hindu Sepenuhnya


Merdeka.com – Ketika Inggris angkat kaki dari India pada 1947, peristiwa itu menjadi pembuka jalan bagi terbentuknya dua negara terpisah: India dan Pakistan. Warga muslim kala itu punya satu pilihan. Mereka bisa pindah ke Pakistan dan di sana mereka akan menjadi kaum mayoritas muslim atau tetap bertahan di India dan menjadi kelompok minoritas di negara yang mayoritas Hindu tapi konstitusinya tetaplah negara sekuler.

Bagi Shah Alam Khan yang nenek buyutnya termasuk di antara jutaan muslim yang memilih tetap bertahan di India, keputusan keluarga itu sebetulnya sebuah pertaruhan.

“Mereka tidak mau pindah ke negara teokratis,” kata Khan, seperti dilansir laman the Atlantic, akhir bulan lalu.

Benar saja, ketika Pakistan akhirnya menyusun konstitusi, sembilan tahun setelah berpisah dari India, negara itu menetapkan Islam sebagai agama negara. Bagi keluarga Khan, harapan akan India yang plural seperti yang dibayangkan para pendiri bangsa dibayangi peringatan dari kelompok Liga Muslim yang pro-pemisahan dari India (kemudian menjadi partai para pendiri Pakistan) yang mengatakan kelompok minoritas muslim pada akhirnya akan menjadi warga negara kelas dua di bawah mayoritas Hindu.

Tujuh puluh lima tahun kemudian, peringatan itu terbukti. India sesungguhnya adalah negara sekuler dan mengakui berbagai umat beragama. Kelompok minoritas agama di Negeri Sungai Gangga berjumlah sekitar 20 persen dari 1,4 miliar penduduk, termasuk 200 juta muslim, dan 28 juta Nasrani. Namun di balik fakta itu ada kaum nasionalis Hindu yang kian menguat selama delapan tahun berkuasanya Perdana menteri Narendra Modi.

Yang menjadi kekhawatiran banyak kalangan adalah India yang tadinya negara sekuler dan inklusif atau menerima semua umat beragama kini sudah berubah dan tak bisa diperbaiki lagi.

Warga muslim dan Nasrani kerap mengalami kekerasan dalam beberapa tahun belakangan. Sejumlah peraturan baru bahkan mengatur keseharian mereka, tentang bagaimana pakaian yang boleh mereka kenakan, makanan yang mereka makan, bagaimana dan di mana mereka beribadah, dan bahkan siapa yang boleh mereka nikahi.

Bagi Khan, dia merasa India yang dia kenal selama ini perlahan menjadi bentuk lain dari negara teokratis yang ingin dihindari keluarganya puluhan tahun lalu.

“Mereka menjanjikan negara sekuler,” kata dia. Bagi keluarga Khan dan kaum minoritas agama lainnya, kondisi sekarang yang jauh dari negara sekuler adalah bentuk pengkhianatan.

Scroll to Top