TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU – Kementerian Agama Kabupaten Malinau atau Kemenag Malinau telah menetapkan kadar zakat fitrah, zakat maal dan fidyah di Ramadhan 1444 Hijriah.
Plh Kepala Kemenag Malinau, Sarwani menjelaskan, fidyah merupakan kewajiban bagi mereka yang urung berpuasa karena uzur.
Dalam Rapat pada Senin (20/3/2023) bersama organisasi islam, MUI Malinau, Baznas, Pemkab dan Ormas Islam di Malinau telah disepakati besaran Fidyah Ramadan tahun ini.
Baca juga: Fidyah di Tana Tidung Tahun ini Rp 30 Ribu Perhari, Kemenag Tana Tidung: Sesuai Dengan Kemampuan
“Dalam rapat kemarin sudah disepakati bersama untuk fidyah. Untuk fidyah merupakan kewajiban yang harus dibayarkan bagi mereka yang uzur menunaikan ibadah puasa,” ujar Sarwani kepada TribunKaltara.com, Rabu (22/3/2023).
Rapat penentuan tersebut disepakati untuk nominal fidyah yang dibayarkan bagi umat islam di Malinau yang uzur berpuasa senilai Rp 22 ribu per hari.
“Rapat meneyapakati nilai Fidyah tahun ini adalah Rp 22.000 per hari. Contohnya, jika yang bersangkutan tidak berpuasa selama 10 hari, maka wajib membayar Rp 22 ribu kali 10, yaitu Rp 220 ribu,” kata Sarwani.
Baca juga: Ini Golongan yang Berhak Menerima Fidyah, Simak Takaran Bayar Fidyah untuk Melunasi Utang Puasa
Jumlah fidyah yang disepakati naik pada tahun 2023 ini. Ramadhan 1443 hijriah tahun lalu, disepakati Rp 17 ribu per hari.
Sarwani turut merinci hasil kesepakatan besaran zakat fitrah dan zakat maal di Malinau 1444 hijriah.
Kadar zakat fitrah yang wajib ditunaikan adalah 2,5 kilogram beras atau Rp 35.500 jika dibayarkan dalam bentuk uang tunai.
Dan untuk nisab zakat maal atau zakat harta di Malinau tahun 2023 adalah Rp 86,7 juta. Umat muslim yang memiliki.akumasi harta sesuai nisab tersebut wajib menunaikan zakat harta senilai Rp 2.187 500
Dalam rapat tersebut, MUI Malinau turut memberi penegasan fidyah bagi yang uzur menunaikan ibadah puasa hanya berlaku pada golongan tertentu.
Baca juga: Penetapan Kadar Zakat Fitrah & Fidyah 1443 H di Kabupaten Malinau, Simak Besarannya Tahun Ini
Yakni orang tua renta, perempuan hamil atau menyusui hingga golongan yang benar-benar uzur dari aspek kesehatan dan usia.
Selain golongan yang disebutkan tersebut wajab mengqada atau mengganti puasa di luar bulan Ramadhan.
(*)
Penulis : Mohammad Supri