8 Jenis Puasa Sunah yang Dianjurkan Rasulullah untuk Umat Islam



Jakarta – Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai apa saja jenis-jenis puasa sunah, kita perlu mengetahui apa pengertian dari puasa itu sendiri.

Puasa merupakan salah satu bagian dari rukun Islam. Dalam bahasa Arab, puasa disebut dengan shaum yang artinya menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu atau mengucapkan sesuatu. Secara istilah, shaum berarti menahan diri dari semua hal yang membatalkan berupa makan atau minum atau hubungan suami istri, sejak dari terbit fajar sampai matahari terbenam yang kesemuanya disertai dengan niat. Tulis Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi dalam bukunya, Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq.

Puasa juga disebut dalam Al Quran salah satunya dalam surat Maryam ayat 26:

فَكُلِيْ وَاشْرَبِيْ وَقَرِّيْ عَيْنًا ۚفَاِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ اَحَدًاۙ فَقُوْلِيْٓ اِنِّيْ نَذَرْتُ لِلرَّحْمٰنِ صَوْمًا فَلَنْ اُكَلِّمَ الْيَوْمَ اِنْسِيًّا ۚ

Artinya: “Maka makan, minum dan bersenang hatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.”

Makna Puasa Sunnah

Definisi puasa sunnah, dikutip dari buku Risalah Puasa oleh Sultan Abdillah adalah puasa yang apabila dilakukan maka akan mendapat pahala, dan jika tidak dilakukan juga tidak dihukumi dosa. Puasa sunah sendiri dibagi menjadi dua, yaitu:

Puasa sunah mutlaq (bebas), yaitu puasa sunah yang diperintahkan oleh Al Quran dan Sunah, yang tidak terikat waktu tertentu, kecuali dilakukan di waktu-waktu yang dilarang untuk berpuasa.

Puasa sunah muqayyad (terikat), yaitu puasa sunah yang terikat oleh waktu tertentu seperti puasa Syawal, Senin dan Kamis, puasa Arafah, dan lain sebagainya.

Jenis-Jenis Puasa Sunnah

Rasulullah memotivasi para umatnya agar melaksanakan puasa sunah. Berdasarkan buku oleh Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, berikut adalah beberapa jenis puasa sunah berdasarkan dalilnya.

1. Puasa Syawal

Anjuran untuk melaksanakan puasa Syawal adalah berdasarkan Riwayat dari Abu Ayyub Al-Anshari bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diikuti puasa enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan ia berpuasa setahun.” (HR Al-Jamaah kecuali Al-Bukhari dan An-Nasa’i)

2. Puasa Dzulhijjah

Puasa sunah berikutnya adalah puasa Arafah yang dilakukan di bulan Dzulhijjah, yang diperuntukkan untuk semua umat muslim kecuali mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji.

Hal ini sesuai dengan riwayat Abu Qatadah yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa di hari Arafah menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan yang akan datang. Puasa hari asyura menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR Al-Jamaah kecuali Al-Bukhari dan Tirmidzi)

3. Puasa Muharram (Asyura)

Puasa Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram, sehari sebelumnya, dan sehari setelahnya.

Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah ditanya tentang apa shalat yang paling utama setelah shalat wajib? Beliau menjawab ‘shalat tengah malam’ beliau kemudian ditanya lagi, puasa apa yang paling utama setelah puasa wajib, beliau menjawab ‘puasa di bulan yang kalian sebut Muharram’. (HR Muslim dan lainnya)

Para ulama menyebutkan bahwa pelaksanaan puasa ini memiliki tiga tingkatan, yang bisa dikerjakan dengan opsi tersebut sesuai dengan kemampuan masing-masing. Yaitu puasa pada tanggal 9,10, dan Muharram. Kemudian puasa pada tanggal 10 Muharram, dan yang ketiga puasa sehari saja pada tanggal 10 Muharram.

4. Puasa bulan Sya’ban

Hal ini didasarkan berdasarkan Riwayat dari Aisyah bahwa ia berkata:

“Tidaklah aku melihat Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan tidaklah aku melihatnya berpuasa paling banyak dalam sebulan, kecuali di bulan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim)

5. Puasa Asyhurul Hurum (bulan-bulan yang diharamkan berperang)

Pada bulan yang diharamkan berperang seperti pada bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab)

6. Puasa Senin Kamis

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW bahwa beliau paling banyak berpuasa di hari Senin dan Kamis. Saat ditanya alasannya, beliau menjawab:

“Sesungguhnya amal-amal itu diajukan (kepada Allah) setiap hari Senin dan Kamis, maka Allah mengampuni setiap Muslim atau Mukmin, kecuali Mutahajirin (dua orang yang saling bermusuhan).” (HR Ahmad, sanad hadis ini shahih)

7. Puasa Tiga Hari setiap Bulan

Abu Dzar Al Ghifari berkata bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk berpuasa selama 3 hari setiap bulan, di hari-hari ayyamul bidh yaitu setiap tanggal 13, 14, 15 bulan-bulan Hijriyyah, dan beliau bersabda “Itu pahalanya seperti puasa setahun.” (HR. Nasai)

8. Puasa Daud

Puasa Daud atau puasa Nabi Daud adalah puasa dengan sehari puasa sehari berbuka atau tidak berpuasa. Hal ini sesuai dengan Riwayat dari Abdullah bin Amr, bahwa Rasulullah bersabda:

“Puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud, dan shalat yang paling dicintai Allah adalah shalat Nabi Daud. Ia tidur setengah malam dan bangun sepertiganya dan beliau tidur lagi seperenam malam. Beliau puasa sehari dan berbuka (tidak puasa) sehari. (HR Ahmad dan Ibnu Majah)

Demikianlah pembahasan mengenai makna puasa sunnah beserta jenis-jenis puasa sunah yang bisa kita praktikkan sehari-hari.

Simak Video “China Bakal Keluarkan Lagi Berbagai Visa Mulai 15 Maret”
[Gambas:Video 20detik]

(lus/lus)



Scroll to Top