Tol Cimaci Berdampak Terhadap Bisnis Perumahan di Kawasan Cibubur


Jakarta, Investor.id – Kehadiran jalan tol Cimanggis-Cibitung (Cimaci) dinilai dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan lebih menggairahkan bisnis properti di kawasan Cibubur dan sekitarnya. Kini, di kawasan tersebut terdapat sejumlah proyek yang digulirkan para pengembang besar seperti Sinar Mas Land, Ciputra Group, dan PT Metropolitan Land Tbk (Metland).

Demikian rangkuman pendapat Chief Executive Officer (CEO) National Residential Sinar Mas Land Herry Hendarta, Direktur Utama Cimanggis Cibitung Tollways (CCT) Thorry Hendrarto, dan pengamat bisnis properti Panangian Simanungkalit. Mereka diwawancarai secara terpisah oleh Investor Daily, baru-baru ini.

“Beroperasinya Tol Cimaci tentunya memberikan dampak yang signifikan terhadap proyek Sinar Mas Land di Kota Wisata dan Legenda Wisata,” ujar Herry.

Mengutip materi paparan publik PT Bumi Serpong Damai Tbk, Juli 2020, cadangan lahan di Kota Wisata tercatat seluas 543 hektare, sedangkan di Legenda Wisata seluas 190 hektare.

Dia mengatakan, dengan aksesibilitas menuju Kota Wisata dan sebaliknya, baik dari Tol Jagorawi maupun tol Cikampek menjadi sangat convenient dengan adanya direct access di simpang susun Kota Wisata. “Ke depan pastinya nilai investasi di Kota Wisata dan Legenda Wisata akan meningkat,” ujarnya.

Menurut Herry, karena  akses semakin mudah untuk menuju kawasan tersebut dapat dipastikan para pengusaha  akan memindahkan aset usahanya ke lokasi Kota Wisata. Tentunya kegiatan usaha tersebut akan berdampak juga dengan perubahan dinamika perekonomian lokal yang akan naik bersamaan  dengan fenomena new normal yang saat ini sedang kita hadapi.

“Terbukti Mall Living World sudah dimulai pembangunannya dan akan segera beroperasi,” kata Torry.

Dalam catatan Investor Daily, SML bersama dengan Kawan Lama Group melalui anak usaha PT Sahabat Kota Wisata, mulai melakukan pembangunan (groundbreaking) Living World di Kota Wisata Cibubur pada 21 Januari 2021. Living World Kota Wisata Cibubur berdiri di atas lahan seluas 6 hektare dengan luas bangunan mal dan parking area sekitar 200.000  meter persegi. Proyek yang menelan investasi sebesar Rp1,4 triliun ini diperkirakan beroperasi pada kuartal II/2023 mendatang.

Gairahkan Properti

Tol Cimaci yang merupakan bagian dari Jakarta Outer Ring Road 2 membentang dari Cimanggis, Depok hingga Cibitung, Bekasi menghubungkan Tol Jagorawi dan Tol Jakarta-Cikampek. Jalan tol sepanjang 26 kilometer (km) ini juga melintasi kawasan Gunung Putri, Bogor. Kini, yang sudah beroperasi sejak November 2020 adalah seksi I Tol Cimaci dengan panjang sekitar 3 km, yakni Junction Cimanggis-Jatikarya.

Pembangunan konstruksi Tol Cimaci di kawasan jalan alternatif Cibubur.

“Saat ini, progress konstruksi di seksi 2 sepanjang 23km sudah mencapai 72% dan progress lahan yang dibebaskan sekitar 84%,” papar Thorry.

Dia menambahkan, seksi 2 ditargetkan beroperasi akhir tahun depan, yakni sekitar November-Desember 2021. “Sebagian seksi 2 merupakan jalan layang tol (elevated). Transisi di pintu Kota Wisata, lalu kembali elevated di kawasan industri MM2100,” papar Thorry.

Tol Cimaci dibangun dan dioperasikan oleh CCT. Pemegang saham dominan CCT adalah PT Waskita Toll Road (90%) dan sisanya Bakrie Group (10%).

Sementara itu, Torry mengatakan, ketika seluruh ruas Tol Cimaci sudah beroperasi diharapkan dapat mengurai kemacetan lalu lintas jalan di kawasan yang dilintasi infrastruktur tersebut. Lalu, diharapkan terjadi efisensi waktu dan biaya transportasi, serta pemerataan.

“Selain itu, diharapkan mampu memacu pertumbuhan ekonomi di area tersebut,” kata dia.

Menurut Panangian, infrastruktur seperti jalan tol memang secara positif akan memengaruhi pembangunan kawasan perumahan di sekitar lokasi jalur tol. “Namun, efek positifnya hanya dirasakan oleh lokasi perumahan-perumahan yang memiliki akses masuk dan keluar dari jalan tol itu. Selainnya tidak terkena efek,” tutur dia.

Dia mengatakan, pengembang harus berhasil melakukan sosialisasi sekaligus permasaran kepada target market yang sudah ditentukan. Namun, karena sebagian besar target market yang masih prospektif adalah kalangan milenial 25-39 tahun, mau tidak mau sosialisasi dan komunikasi pemasarannya harus melalui digital marketing.

“Dan yang lebih penting pengembang harus memastikan desain rumah yang sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen milenial. Disamping itu target harga dan cara pembayaran juga harus disesuaikan dengan mereka,” tutur Panangian.

Menurut Herry, saat ini, pihaknya memasarkan jenis produk properti yaitu residensial dengan rumah dan kavling. Serta produk commercial untuk rumah toko dan kavling. “Adapun produk teranyar kami adalah area komersial pertokoan Downtown Madison yang berlokasi sangat strategis dgn konsep Alfresco Dining, yang akan diluncurkan April ini,” tutur dia.

Herry menjelaskan, produk yang banyak diminati konsumen khususnya di Kota Wisata adalah residensial dengan range tipe luas bangunan 100 meter persegi (m2) hingga 298 m2 dengan luas tanah berkisar 112-300 m2.

Editor: Edo Rusyanto
([email protected])

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

Scroll to Top