Rahina Tilem Makna dan Perayaannya Menurut Hindu di Bali



Denpasar

Rahina Tilem merupakan salah satu hari suci bagi umat Hindu yang datang setiap sasih atau sebulan sekali. Lantas, apa makna Tilem? Bagaimana Tilem dirayakan oleh umat Hindu di Bali?

Tilem berkaitan dengan rahina Purnama. Kedua hari suci tersebut merupakan penyucian terhadap Sang Hyang Rwa Bhinneda, yaitu Sang Hyang Surya dan Chandra. Rwa Bhineda merupakan konsep dualisme dalam hal yang berlawanan untuk menciptakan keharmonisan dan keseimbangan alam semesta. Konsep ini serupa dengan istilah sekala-niskala atau Yin-Yang dalam tradisi China.

Umat Hindu di Bali percaya bahwa Tilem merupakan hari baik untuk memuja dan memohon anugerah kepada Sang Hyang Surya. Dilansir dari laman Kementerian Agama RI, Tilem atau saat bulan mati (krsna paksa) merupakan hari di mana langit malam akan gelap tanpa sinar bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada saat bulan mati itulah diyakini Sang Hyang Surya sedang beryoga semadi. Tilem juga dikaitkan dengan Sang Hayang Rudra dalam perwujudannya sebagai dewa kematian, yakni Sang Hyang Yamadipati yang memiliki kekuatan sebagai pralina.

Umat yang taat akan kewajibannya saat Tilem dipercaya akan diberikan jalan yang baik menuju swarga loka. Sementara berdasarkan Lontar Purwana Tattwa Wariga, umat Hindu yang tekun menjalankan ibadah saat Tilem konon rohnya tidak akan diberikan jalan sesat nantinya ketika meninggal.

Selain melakukan persembahyangan, umat Hindu juga dapat membersihkan diri baik lahir maupun batin. Selain itu, Tilem dipercaya sebagai hari yang baik untuk peleburan dosa atau segala kotoran (mala).

Dilansir dari laman desajagapati.badungkab.go.id, proses penyucian diri saat Tilem dapat mengikuti petunjuk sastra agama yang menekankan suci laksana. Penekanan tersebut sudah menunjukkan terjadinya penyatuan dari ajaran Catur Yoga guna menyucikan stula sarira (badan Kasar), dan suksma sarira (badan halus), dan antahkarana sarira (atma).

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa piodalan dan hari suci yang berkaitan dengan Tilem:

  • Tawur Kesanga, dirayakan tepat pada Tilem sasih kesanga. Prosesi ini merupakan salah satu rangkaian Hari Raya Nyepi. Adapun Tawur Agung Kesanga dilaksanakan setelah upacara melasti yang tergolong sebagai bhuta yadnya. Prosesi Tawur Agung Kesanga biasanya dilaksanakan dalam berbagai tingkatan seperti di rumah masing-masing, banjar, desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi. Setiap tingkatan memiliki jenis banten atau sesajen yang bebeda-beda.
  • Siwaratri, dirayakan setahun sekali setiap purwaning Tilem atau panglong ping 14 sasih kapitu. Hari Raya Siwaratri merupakan hari suci untuk pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Dewa Siwa.
  • Eka Dasa Rudra, dirayakan pada Tilem Kesanga setiap 100 tahun sekali.
  • Upacara Panca Wali Krama, dirayakan setiap 10 tahun sekali di Pura Besakih.

Artikel ini ditulis oleh Ni Luh Made Yari Purwani Sasih peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Simak Video “Sambut Hari Raya Nyepi, Masyarakat Bali Gelar Pawai Ogoh-ogoh”
[Gambas:Video 20detik]

(iws/irb)

Scroll to Top