KOMPAS.com – Waktu masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia secara pasti memang belum diketahui.
Akan tetapi, ada sumber yang menyatakan bahwa diperkirakan ajaran Hindu-Buddha mulai berkembang di Indonesia pada 400 M.
Hal ini dapat dibuktikan dengan penemuan Prasasti Yupa di Kalimantan Timur.
Prasasti Yupa menunjukkan bahwa telah berkembang kerajaan bercorak Hindu, yaitu Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.
Berkembangnya ajaran Hindu-Buddha di Indonesia sendiri telah membawa perubahan baru dalam berbagai bidang, termasuk bidang agama.
Baca juga: Tiga Dewa Tertinggi dalam Agama Hindu
Mengubah sistem kepercayaan
Pengaruh Hindu-Buddha dalam bidang agama adalah mengubah sistem kepercayaan masyarakat.
Sebelum ajaran Hindu-Buddha masuk, masyarakat Indonesia lebih dulu meyakini pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Pemujaan roh nenek moyang terbagi ke dalam dua jenis kepercayaan, yaitu animisme dan dinamisme.
Animisme adalah kepercayaan terhadap benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa, sedangkan dinamisme adalah kepercayaan bahwa ada benda-benda bertuah yang menyimpan kekuatan tertentu.
Masyarakat Indonesia, khususnya pada masa prasejarah menganut dua sistem kepercayaan ini dalam jangka waktu yang cukup lama sebelum akhirnya ajaran Hindu-Buddha masuk ke Nusantara.
Kendati demikian, masyarakat yang sudah menganut agama Hindu atau Buddha tetap tidak meninggalkan kepercayaan mereka terhadap roh nenek moyang, karena menurut mereka melakukan pemujaan merupakan suatu hal yang sakral.
Baca juga: Kepercayaan Animisme: Pengertian, Sejarah, dan Contohnya
Bedanya, masyarakat yang sudah menganut agama Hindu akan memuja dewa-dewa, seperti Dewa Siwa, Dewa Wisnu, dan Dewa Brahma.
Sementara untuk yang menganut ajaran Buddha akan melakukan upacara pemujaan atau penyembahan terhadap Sang Buddha.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dengan adanya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia kepercayaan asli masyarakat tidak dihilangkan.
Hal ini juga dapat dilihat dari cara masyarakat Indonesia menggunakan candi.
Bagi masyarakat India yang lebih dulu menganut ajaran Hindu-Buddha memfungsikan candi sebagai tempat pemujaan.
Sementara itu, orang Indonesia menggunakan candi sebagai makam raja atau tempat menyimpan abu jenazah.
Di tempat penyimpanan abu tersebut kemudian didirikan sebuah patung raja yang mirip seperti dewa yang mereka puja.
Referensi:
- Isnaini, Danik. (2019). Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia. Singkawang: Maraga Borneo Tarigas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.