Mengenal Pinandita Pemuka Agama Hindu yang Doakan Kesuksesan KTT G20


KOMPAS.com – Menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15-16 November 2022, ribuan pinandita melakukan doa bersama di kawasan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Nusa Dua, Bali, pada Rabu (26/10/2022).

Acara doa bersama tersebut tepatnya dihadiri oleh 1.200 orang pinandita dan puluhan pemimpin agama lainnya. Diharapkan KTT G20 berjalan dengan lancar dan aman.

Baca juga:

“1.000 ini tersebar, tidak terpusat karena di masing-masing daerah itu kan ada piodalan (upacara keagamaan) jadi tidak semua harus ke sana,” ujar Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, I Nyoman Kenak, dikutip dari keterangan resmi yang Kompas.com terima, Rabu.

Di Bali, pinandita dipandang sebagai rohaniwan agama Hindu bersama dengan pandita. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

Kata “pandita”, yang berasal dari bahasa sanskerta, bisa diterjemahkan menjadi pendeta atau brahmana. Maka, pandita disandangkan kepada seseorang yang berpengetahuan dan berkemampuan ihwal ilmu pengetahuan suci Veda dan bersifat arif bijaksana.

Baca juga: Pura Uluwatu dan Tari Kecak Bali Tetap Buka Selama Presidensi G20

Di sisi lain, pinandita berasal dari kata “pandita” yang mendapatkan sisipan “in”. Dilansir dari situs web PHDI, pinandita artinya orang yang dipersiapkan untuk menjadi pandita.

Menurut Ketua PHDI Provinsi Banten, Ida Bagus Alit Wiratmaja, pinandita atau disebut juga pemangku merupakan rohaniwan atau orang suci Hindu yang telah melewati tahap penyucian dan memiliki wewenang untuk memimpin upacara agama.

“Pemangku adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab untuk melayani dan juga sebagai perantara masyarakat dengan Sang Hyang Widhi Wasa atau leluhur,” ujar Ida kepada Kompas.com, Jumat (11/11/2022).

Baca juga: Daftar 11 Bandara Pendukung untuk Pesawat VVIP KTT G20

Seseorang bisa dikatakan sebagai pemangku setelah melalui proses upacara yang disebut Pawinten.

“Pawintenan atau mawinten mengandung arti melaksanakan suatu upacara untuk mendapatkan sinar (cahaya) terang dari Sang Hyang Widhi Wasa, supaya dapat mengerti, mengetahui, serta menghayati ajaran pustaka suci Veda tanpa aral melintang,” jelas Ida.

Baca juga:

Pinandita memiliki tugas sebagai pembantu yang mewakili pandita sesuai yang ditetapkan PHDI pada tahun 1968.

Namun, pinandita juga bertugas melaksanakan upacara dalam agama Hindu. Perbedaannya adalah skala upacara yang dipimpin relatif kecil.

Dalam upacara tersebut, pinandita tidak boleh menggunakan alat pemujaan seperti yang digunakan pandita. Pinandita juga tidak diperkenankan menggunakan mudra ketika melakukan pemujaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Scroll to Top