Konsep Tri Rna Tiga Jenis Utang Menurut Ajaran Hindu



Denpasar

Tri Rna menjadi salah satu konsep dasar dalam ajaran Agama Hindu di Bali. Tri Rna berasal dari kata ‘Tri’ yang berarti tiga, dan ‘Rna’ berarti hutang. Tri Rna dimaknai sebagai tiga utang yang dimiliki manusia dan wajib untuk dibayar.

Dilansir dari laman resmi Parisada Hindu Dharma Indonesia, Tri Rna terdiri dari Dewa Rna, Rsi Rna, dan Pitra Rna. Utang kepada Ida Sang Hyang Widhi yang telah kehidupan beserta isinya (Dewa Rna), kemudian utang kepada para guru rohani yang telah memberikan tuntunan kehidupan (Rsi Rna), serta utang kepada para leluhur yang memberikan kehidupan penuh kasih tanpa pamrih (Pitra Rna).

Tri Rna juga terkait dengan pelaksanaan yadnya di Bali. Konsep Tri Rna itu pula yang menjadi dasar ajaran Panca Yadnya, yaitu pengorbanan suci yang dilandasi rasa tulus iklas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Nyoman Sumarni dalam Jurnal Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu (Vol. 21. No. 1. April 2021) menjelaskanPanca Yadnyamerupakan implementasi dari Tri Rna Artinya, ketiga utang yang dibawa manusia itu dapat dibayar dengan melaksanakan Panca Yadnya.

Panca Yadnya atau lima jenis pengorbanan suci terdiri dari:

  • Dewa Yadnya
  • Rsi Yadnya
  • Pitra Yadnya
  • Manusa Yadnya
  • Bhuta Yadnya

Di Bali, Manusa Yadnya sudah dilakukan dari sejak terwujudnya jasmani di dalam kandungan sampai pada akhir hidup manusia itu. Misalnya saat manusia masih di dalam kandungan, upacara Manusa Yadnya yang dilakukan disebut garbha wadana atau pagedong-gedongan.

Berikut adalah beberapa contoh upacara Manusa Yadnya menurut tradisi Hindu Bali:

  • Upacara garbha wadana atau pagedong-gedongan yaitu upacara bayi selama di dalam kandungan.
  • Upacara bayi yang baru lahir.
  • Upacara bayi kepus puser atau disebut upacara Mapanelahan.
  • Upacara bayi berumur 42 hari atau disebut upacara tutug kambuhan.
  • Upacara bayi berumur 105 hari disebut nyambutin. Biasanya juga disebut dengan istilah telu bulan atau 3 bulanan menurut perhitungan wuku Bali.
  • Upacara oton atau otonan biasanya dirayakan setiap 6 bulan sekali berdasarkan hari kelahiran menurut perhitungan wuku Bali.

Simak Video “Sambut Hari Raya Nyepi, Masyarakat Bali Gelar Pawai Ogoh-ogoh”
[Gambas:Video 20detik]

(iws/iws)

Scroll to Top