PORTAL BANDUNG TIMUR – Bagi umat Islam, Malam Nisfu Sya’ban diyakini memiliki berbagai keistimewaan. Tidak hanya itu, malam Nisfu Sya’ban juga diyakini merupakan salah satu malam yang sangat penting bagi umat Islam.
Malam Nisfu Sya’ban jatuh pada tanggal 15 di bulan Sya’ban berdasarkan kalender Islam. Berdasarkan pengumuman LF PBNU Nomor 012/LF–PBNU/II/2023 yang dikeluarkan pada Senin 20 Februari 2023, awal bulan Sya’ban 1444 Hijriah bertepatan dengan Rabu Wage 22 Februari 2023 Masehi atau mulai malam Rabu atas dasar istikmal, karena 1 Sya’ban 1444 Hijriah bertepatan pada Rabu, 22 Februari, maka Nisfu Sya’ban pada 15 Sya’ban 1444 Hijriah bertepatan pada Rabu, 8 Maret 2023 atau mulai Selasa, 7 Maret 2023, malam,” ujar Ustad Didi Saefulloh salah seorang pemuka agama di Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung.
Pada Malam Nisfu Sya’ban diyakini umat Islam, merupakan malam yang sangat istimewa yang dalamnya terkandung pelbagai kebaikan. “Dalam kitab Qut al-Qulub karya Al-Imam Abu Thalib al-Makki, bahwa para sahabat Nabi memberikan perhatian lebih saat malam Nisfu Sya’ban, dengan mengisi pelbagai amal ibadah, dan memperbuat kebajikan, karena di malam Nisfu Sya’ban terkandung pelbagai keistimewaan di banding malam-malam lain,” tambah Ustad Didi Saefulloh.
Baca Juga: Sidang Isbat Tentukan Awal Ramadhan 1444 Hijriah, Umat Islam di Harap Bersatu
Ada banyak sumber dari literatur keislaman yang mengupas berbagai pandangan terkait kemuliaan dan keistimewaan malam Nisfu Sya’ban. “Banyak yang berpendapat, malam Nisfu Sya’ban dinamakan dengan Lailatul Baraah atau malam penuh kesucian, karena pada malam itu mengandung pelbagai kebaikan, kemudahan rezeki, dan diampuni pelbagai dosa manusia,” ujar Ustad Didi Saefulloh.
Dalam sebuah hadits Rasulullah menjelaskan kemuliaan dari malam Nisfu Sya’ban yang dimanfaatkan oleh kalangan sahabat untuk berdoa dan meminta ampunan pada Allah. Sebab karena kesucian malam nisfu Sya’ban tersebut, Allah menurunkan rahmatnya pada orang yang memohon ampunan pada-Nya.
Sebagaimana dalam hadist riwayat Ibnu Majah, yang artinya ; “Ketika malam Nisfu Sya’ban tiba, maka beribadahlah di malam harinya dan puasalah di siang harinya. Sebab, sungguh (rahmat) Allah turun ke langit dunia saat tenggelamnya matahari. Kemudian Ia berfirman: “Ingatlah orang yang memohon ampunan kepadaKu maka Aku ampuni, ingatlah orang yang meminta rezeki kepada–Ku maka Aku beri rezeki, ingatlah orang yang meminta kesehatan kepada–Ku maka Aku beri kesehatan, ingatlah begini, ingatlah begini, sehingga fajar tiba.”
Baca Juga: Soal Vonis Tunda Pemilu, Mahfud MD Sebut PN Jakarta Pusat Bikin Sensasi Berlebihan
“Ada pula yang berpendapat bahwa malam Nisfu Sya’ban merupakan malam penuh ampunan atau malam Lailu Ghufran. Karenanya pada malam tersebut orang-orang yang merasa dirinya penuh dengan noda dosa dan keburukan, bertaubat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebab pada malam penuh ampunan itu, Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mengampuni seluruh dosa hamba-Nyam,” papar Ustad Didi Saefulloh.
Dikutip Ustad Didi Saefulloh, sabda Rasulullah Shallallahu allaihi wassalam dalam hadist, diriwayatkan oleh al-Imam al-Thabrani, yang bersumber dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah Shallallahu allaihi wassalam bersabda yang artinya; “Allah Subhanahu Wa Ta’ala melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban, lalu memberikan ampunan kepada seluruh makhluk-Nya kecuali kepada orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan.”