JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Umat Hindu tengah merayakan hari raya Nyepi atau bisa juga disebut hari raya Hindu. Tahun ini perayaan Nyepi jatuh pada Rabu (22/3/2023).
Menurut penanggalan Hindu, Hari Nyepi jatuh pada Tahun Baru Saka. Ini jatuh dalam hitungan Tilem Kesanga (IX) yang merupakan penyucian dewa-dewa.
Dewa-dewa ini berada di ousat samudera yang membawa intisari amerta air hidup. Sehingga umat Hindu melakukan pemujaan terhadapnya.
Asal-usul katanya sendiri berasal dari kata sepi atau sunyi. Beberapa aktivitas berupa rangkaian upacara akan dilakukan sebelum perayaannya.
Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah untuk berdoa di hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/mikrokosmos) dan Bhuana Agung/makrokosmos (alam semesta).
Nyepi sendiri sangat lekat dengan masyarakat Bali yang mayoritas memeluk agama Hindu.
Pantangan Di Hari Raya Nyepi
- Amati Geni
Amati Geni yaitu larangan untuk menyalakan api, cahaya, dan listrik. Tidak boleh juga memperlihatkan amarah seperti nyala api. - Amati Lelanguan
Amati Lelanguan adalah larangan untuk meninggalkan rumah atau bepergian. Tidak boleh berfoya-foya. Terdapat pula kegaiatan berpuasa selama Hari Raya Nyepi. - Amati Karya
Terakhir ada Amati Karya yang berarti larangan bagi umat Hindu untuk bekerja pada perayaan Nyepi.
Kegiatan Selama Hari Raya Nyepi
Upacara Melasti biasanya dilakukan dua atau tiga hari sebelum Nyepi. Upacara penyucian ini juga kerap disebut Melik/Melkiyis.
Sehari sebelum Nyepu atau disebut ‘tilem sasih kesanga’ (bulan mati ke-9), seluruh umat Hindu melakukan upacara Buta Yadnya.
- Ngerupuk/Pengerupukan (Pawai Ogoh-ogoh)
Pada prosesi ini terbagi menjadi beberapa ritual. Prosesi tawur atau pecaruan biasanya diikuti oleh upacara pengerupukan (ngerupuk).
Tanggal 1 bulan ke-10 yaitu pada pinanggal pisan, sasih Kedasa sebagai perayaan Hari Raya Nyepi sesungguhnya.
- Ngembak Geni (Ngembak Api)
Rangkaian terakhir adalah hari Ngembak Geni yang jatuh pada hari berikutnya yaitu ‘pinanggal ping kalih’ (tanggal 2) sasih kedasa (bulan ke-10).
Umat Hindu akan melaksanakan Dharma Santi (silaturahmi), mulai siang hingga sore hari.
Omed-omedan ini memiliki hari yang sama dengan Ngembak Geni. Dilakukan oleh pere.luan dan laki-laki usia 17 sampai 30 tahun.
Tradisi unik turun-temurun bernama Omed-omedan hanya bisa ditemui di daerah Sesetan, Denpasar.
Menbuug-buugan dilakukan oleh warga Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Berasal kata ‘buug’, artinya tanah atau lumpur guna membersihkan diri saat menyambut tahun baru Hindu. (Elva/Fajar)