Kota Mungkid – Puasa mengajarkan umat manusia akan kepekaan sosial. Ketika seseorang melakukan puasa, orang merasakan lapar dan haus, sehingga menyadari kesulitan orang lain untuk mendapatkan sesuatu untuk dimakan.
Demikian pesan K.H Ahmad Labib Asrori, SE, MM, pada acara Targhib Ramadhan dan Santunan UPZ Bersama Dharma Wanita Persatuan Kantor Kemenag Kab. Magelang, Jumat, (01/04/2022) di Gedung Serba Guna Komplek Kantor Kemenag Kab. Magelang.
Ahmad Labib menyampaikan bahwa sejak bulan Rajab, umat Islam sudah dimotivasi untuk mempersiapkan bulan Ramadhan dengan doa yang sangat mashur: “Allaahumma baarik lanaa fî rajaba wasya‘baana waballighnaa ramadlaanaa.” (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik). Yang artinya: Duhai Allah, berakhilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.
Ramadhan memiliki nilai yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena di bulan Ramadhan orang-orang beriman diperintahkan untuk berpuasa sesuai perintah Allah Swt dalam Q.S. Al Baqarah ayat 183: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
“Ketika seseorang melakukan puasa, orang memahami lapar dan haus, yang membuat seseorang menyadari kesulitan orang lain dalam mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Dari aspek kehidupan sosial, orang akan menyadari kesusahan orang-orang yang menderita kelaparan,” kata Kyai Labib.
Dalam perjalanan Rasulullah Saw, beliau telah mengalami banyak ketidaknyamanan dalam hidup. Sehingga Rasulullah sangat menghayati kesusahan yang dialami umatnya. Makan dalam berpuasa, kita sangat dianjurkan untuk mengikuti Sunnah beliau, antara lain menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur.
Melalui puasa, kita diajarkan untuk mengendalikan diri karena lawan terberat adalah diri sendiri. Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja, sebagaimana sabda Nabi saw: “Banyak orang yang berpuasa, namun ia tak mendapatkan apa pun dari puasanya selain rasa lapar saja,” (HR Imam Ahmad).
Dalam era kekinian, Kyai Labib menyampaikan kemaksiatan tidak harus ada di luar rumah. Sebab di rumah pun, tayangan televisi dan media sosial menjadi penyumbang hilangnya pahala puasa. Sebab, ghibah (menggunjing orang lain), dalam bentuk berbagai macam versi telah menghiasi layar televise konten enternainment.
“Sehingga tantangan terberat saat ini adalah menghindari tayangan TV, dan konten di media sosial yang belum jelas kebenarannya,” lanjut Kyai Labib.
Kyai Labib mendorong agar selalu mengedepankan keikhlasan dalam berpuasa dengan mengharap ridlo Allah Swt agar dosa-dosa kita diampuni, sebagaimana sabda Nabi Saw: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ’Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan berharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).(m45k/Sua).