Apa Itu Penjor Ini Pengertian dan Maknanya Bagi Umat Hindu



Jakarta

Apa itu penjor? Menjelang Hari Raya Nyepi di sekitar pura, kita sering menemukan tiang bambu melengkung berukuran tinggi yang dihias berbagai pernak-pernik, salah satunya dengan janur. Bambu itu disebut penjor.

Penjor pada Galungan dan hari besar keagamaan umat Hindu biasanya dipasang di pura yang mengarah ke jalanan. Lantas, apa sebenarnya makna Penjor bagi umat Hindu? Yuk, simak serba-serbinya di bawah ini.

Dilansir situs Kemenag Bali, penjor adalah batang bambu tinggi dan melengkung yang yang dihias dengan daun kelapa muda yang dibentuk secara khusus. Daun kelapa itu disebut janur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penjor yang dihiasi janur dilengkapi dengan hasil-hasil bumi, kue, serta kain putih atau kuning, yang menjadi ciri khas dari penjor tersebut. Penjor digunakan untuk kebutuhan upacara keagamaan umat Hindu.

Sekilas, wujud penjor menyerupai umbul-umbul. Biasanya, penjor dibuat setinggi 10 meter, yang menggambarkan gunung tertinggi.

Penjor sering ditemukan di sekitar pura jelang Nyepi. Penjor berbentuk tiang bambu melengkung berukuran tinggi yang dihias pernak-pernik. Apa itu penjor? (Foto: ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Penjor: Istana Tuhan Bagi Umat Hindu

Penjor di Bali dianggap sebagai persembahan kepada Hyang Betara Gunung Agung, tempat bersemayamnya para Dewa. Umat Hindu Bali percaya bahwa Gunung Agung merupakan berstananya Hyang Bathara Putra Jaya beserta Dewa dan para leluhur.

Umat Hindu mempercayai bahwa gunung merupakan istana Tuhan dengan berbagai manisfestasinya. Penjor menjadi lambang rasa syukur dan ucap terima kasih atas hasil bumi yang dianugerahkan Tuhan. Gunung Agung dipercaya sebagai pemberi kemakmuran itu.

Menurut situs Desa Selat Buleleng, penjor adalah simbol sebuah gunung yang digambarkan sebagai stana Tuhan dengan berbagai manisfestasinya. Oleh karena itu, setiap gunung di Bali dibangun sebuah pura untuk pemujaan/persembahyangan, apakah itu pada puncaknya ataupun lerengnya.

Salah satunya adalah Pura Agung Besakih di lereng Gunung Agung karena kondisi tidak memungkinkan membangun pura di puncak gunung. Lalu, ada Pura Penataran Agung Lempuyang di puncak Gunung Lempuyang karena kondisinya memungkinkan untuk membangun pura di puncak gunung.

Penjor: Simbol Naga

Tercatat di dalam lontar Jayakasunu, penjor melambangkan Gunung Agung. Dalam mitologi, Gunung Agung dikenal sebagai linggih Sang Hyang Naga Basuki. Kata Basuki kemudian dijadikan nama Besakih.

Naga Basuki dalam Basuki Stawa, dilukiskan memiliki ekor yang berada di puncak gunung dan kepalanya di laut. Hal ini merupakan simbol bahwa gunung adalah waduk penyimpanan air, kemudian menjadi sungai, dan akhirnya bermuara di laut.

Oleh karena itu, penjor yang dihias untuk upacara keagamaan atau adat Hindu Bali, merupakan simbol naga. Sanggah yang ditempatkan pada bambu penjor memakai pelepah kelapa adalah simbol leher dan kepala Naga Taksaka (ada kelapa yang digantungkan di atas sanggah penjor, tempat menaruh sesaji).

Lalu, gembrong dari janur yang dihias melingkar di dekat kelapa, menggambarkan rambut naga. Sampian penjor dengan porosannya menggantung di ujung bambu paling atas yang berbentuk melengkung adalah ekor Naga Basuki (simbol gunung).

Hiasan di sepanjang bambu dari bawah hingga atas penjor, yang terdiri dari gantung-gantungan padi, ketela, jagung, kain, dan sebagainya, merupakan simbol bulu Naga Ananta Bhoga, sebagai tempat tumbuhnya sandang dan pangan.

Makna Ragam Hiasan Penjor

Penjor memiliki makna sebagai kekuatan Tuhan. Bambu adalah simbol gunung dan gunung tempat stana para Ida Sang Hyang Widi dan juga sebagai simbol kekuatan Hyang Brahma.

Dikutip dari situs Desa Selat Buleleng, Berikut adalah makna hiasan penjor saat hari besar keagamaan umat Hindu.

  • Bambu (tiying) dibungkus ambu/kasa: Simbol kekuatan Dewa Maheswara
  • Kain putih kuning: Simbol kekuatan Dewa Iswara
  • Sampian: Simbol kekuatan Dewa Parama Siwa
  • Janur: Simbol kekuatan Dewa Mahadewa
  • Kue (jaja uli +gina): Simbol kekuatan Dewa Brahma
  • Kelapa: Simbol kekuatan Dewa Rudra
  • Pala bungkah, pala gantung: Simbol kekuatan Dewa Wisnu
  • Tebu: Simbol kekuatan Dewa Sambu
  • Plawa: Simbol kekuatan Dewa Sangkara
  • Sanggah Cucuk: Simbol kekuatan Dewa Siwa
  • Lamak: Simbol Tribhuana
  • Banten Upakara: Simbol kekuatan Dewa Sadha Siwa
  • Klukuh berisi pisang, tape dan jaja: Simbol kekuatan Dewa Boga
  • Ubag-abig: Simbol Rare Angon
  • Hiasan cili, gegantungan: Simbol widyadari
  • Tamiang: Simbol penolak bala atau kejahatan.

Apa itu penjor? Secara umum, penjor terbagi menjadi penjor sakral dan penjor hiasan. Hiasan-hiasan di atas diperlukan saat pembuatan penjor sakral pada acara khusus, salah satunya hari besar agama Hindu. Sedangkan, penjor hiasan tidak perlu dilengkapi dengan semua hiasan di atas, cukup agar penjor tersebut tampil menarik dan indah.

Simak juga ‘Mengenal Pura Langgar yang Jadi Simbol Toleransi Hindu-Islam di Bali’:

[Gambas:Video 20detik]

(kny/imk)

Scroll to Top