Makassar –
Niat dan doa buka puasa Ayyamul Bidh perlu diketahui bagi umat muslim yang hendak melaksanakan amalan sunnah tersebut. Dengan mengucapkan niat puasa dan berdoa saat berbuka puasa, umat muslim bisa memperoleh pahala serta keutamaan puasa Ayyamul Bidh.
Puasa Ayyamul Bidh merupakan amalan sunnah yang dilaksanakan setiap pertengahan bulan, yaitu tanggal 13, 14, dan 15 penanggalan kalender Hijriah. Hukum melaksanakan puasa Ayyamul Bidh adalah sunnah muakkad atau sunnah yang sangat dianjurkan.
Makna Ayyamul Bidh secara bahasa yaitu hari-hari yang cerah. Disebut Ayyamul Bidh karena puasa ini dilaksanakan pada hari-hari yang malam sebelumnya cerah disinari bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada bulan Desember 2022, pelaksanaan puasa Ayyamul Bidh bulan Jumadil Awal 1444 kalender Hijriah bertepatan dengan tanggal 7-9 Desember 2022 penanggalan Masehi.
Berikut ini rincian tanggal pelaksanaan puasa Ayyamul Bidh:
- 13 Jumadil Awal 1444 H: Rabu, 7 Desember 2022
- 14 Jumadil Awal 1444 H: Kamis, 8 Desember 2022
- 15 Jumadil Awal 1444 H: Jumat, 9 Desember 2022
Niat Puasa Ayyamul Bidh
Sebelum melaksanakan puasa Ayyamul Bidh, umat muslim hendaknya membaca niat terlebih dahulu. Niat puasa Ayyamul Bidh bisa dibaca pada malam hari hingga sebelum masuk waktu imsak.
Berikut bacaan niat puasa Ayyamul Bidh yang dikutip dari laman NU Online:
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ayyâmil biidl lilaahi ta’aalaa.
Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta’ala.”
Saat melaksanakan ibadah puasa terdapat beberapa etika yang sebaiknya dilakukan, salah satunya yaitu membaca doa saat berbuka puasa. Doa berbuka puasa yang dibaca saat puasa Ayyamul Bidh sama seperti doa buka puasa pada umumnya.
Dikutip dari laman NU Online, ada beberapa versi doa berbuka puasa yang dijelaskan dalam hadits. Salah satunya dijelaskan dalam hadits riwayat sahabat Mu’adz bin Zuhrah berikut ini:
كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ : اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Artinya: “Rasulullah ketika Berbuka, beliau berdoa: ‘Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka,” (HR. Abu Daud).
Sementara itu, dalam hadits lainnya yang diriwayatkan oleh Sahabat Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah melafalkan doa berbuka puasa sebagai berikut:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ : ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
Artinya: “Rasulullah ketika berbuka, Beliau berdoa: ‘Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah,” (HR. Abu Daud).
Terkait dua lafal doa berbuka puasa di atas, umat muslim di Indonesia biasanya menggabung kedua doa tersebut menjadi satu dan dibaca sebelum berbuka puasa.
Meskipun demikian, dalam kitab Fath al-Mu’in dijelaskan bahwa ketentuan doa berbuka puasa yang baik hendaknya membaca doa sesuai dengan lafal doa yang terdapat dalam hadits riwayat sahabat Mu’adz bin Zuhrah di atas.
Sementara itu, lafal doa dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar ditambahkan ketika seseorang berbuka dengan menggunakan air.
Berikut ini penjelasan mengenai hal tersebut:
ويسن أن يقول عقب الفطر: اللهم لك صمت، وعلى رزقك أفطرت ويزيد – من أفطر بالماء -: ذهب الظمأ، وابتلت العروق، وثبت الاجر إن شاء الله تعالى.
Artinya: “Disunnahkan membaca doa setelah selesai berbuka “Allâhumma laka shumtu wa ‘alâ rizqika aftharthu”, dan bagi orang yang berbuka dengan air ditambahkan doa: “Dzahabadh dhamâ’u wabtalatl-‘urûqu wa tsabata-l-ajru insyâ-a-Llâh,” (Fath al-Mu’in, juz 2, hal. 279).
Meskipun begitu, bisa dikatakan nyaris tidak ada orang yang berbuka puasa hanya dengan makanan tanpa minuman, kecuali sangat terdesak. Dengan demikian, bacaan yang umumnya digunakan adalah penggabungan doa dari hadits tersebut:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى
Allâhumma laka shumtu wa ‘alâ rizqika afthartu dzahaba-dh-dhama’u wabtalatil ‘urûqu wa tsabatal ajru insyâ-allâh ta’âlâ
Artinya, “Ya Allah, untuk-Mu lah aku berpuasa, atas rezeki-Mu lah aku berbuka. Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan (semoga) pahala telah ditetapkan, insyaaAllah.”
Tata Cara Pelaksanaan Puasa Ayyamul Bidh
Setelah mengetahui niat dan doa berbuka puasa Ayyamul Bidh, umat muslim juga hendaknya mengetahui tata cara pelaksanaan puasa Ayyamul Bidh. Melaksanakan puasa Ayyamul Bidh perlu dilakukan sesuai ketentuan agar puasa yang dilakukan tidak sia-sia.
Berikut ini tata cara dan ketentuan pelaksanaan puasa Ayyamul Bidh:
1. Niat
Saat seorang muslim hendak melaksanakan puasa Ayyamul Bidh, hendaknya membaca niat terlebih dahulu. Niat puasa Ayyamul Bidh bisa diucapkan dalam hati, namun lebih disunnahkan untuk mengucapkannya dengan lisan.
2. Makan Sahur
Makan sahur menjelang puasa sangat dianjurkan. Waktu sahur yang lebih utama yaitu dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.
3. Menahan Diri
Setiap muslim yang melaksanakan puasa Ayyamul Bidh sebaiknya mampu menahan diri dari segala hal yang bisa membatalkan puasa seperti makan, minum, dan lainnya. Beberapa hal yang dapat membatalkan puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.
4. Menjaga Diri
Selain menahan diri dari hal yang membatalkan puasa, muslim yang melaksanakan puasa Ayyamul Bidh hendaknya menjaga diri dari hal-hal yang dapat membatalkan pahala puasa.
5. Menyegerakan Berbuka
Seseorang yang melaksanakan puasa Ayyamul Bidh sebaiknya menyegerakan berbuka ketika tiba waktu magrib dan tidak menunda-nundanya.
Simak Video “Penampakan Longsor Tutupi Jalan Trans Sulawesi di Toraja”
[Gambas:Video 20detik]
(urw/alk)