Siapa Pemilik Hard Rock Cafe Jakarta yang Dikabarkan Tutup 31 Maret



Jakarta

Hard Rock Cafe Jakarta dikabarkan bakal tutup. Kafe ternama yang terletak di dalam Mal Pacific Place, Jakarta Selatan ini kabarnya akan tutup permanen pada 31 Maret 2023 atau akhir bulan ini.

Kabar ini terungkap dari sebuah akun Instagram komunitas pecinta kafe Hard Rock @hrcworldwide. Komunitas itu menyatakan Hard Rock Cafe akan ditutup karena ada masalah perselisihan antara pengelola gedung soal biaya sewa tempat.

Hard Rock Cafe Jakarta dikenal sebagai tempat nongkrong bergaya Amerika yang menyajikan makanan barat dipadukan dengan musik live. Kafe berkapasitas 145 orang itu juga memamerkan koleksi alat musik bertema rock n roll.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lantas siapa yang punya Hard Rock Cafe Jakarta?

Berdasarkan catatan detikcom, Hard Rock Cafe didirikan oleh Adiguna Sutowo bersama dua rekannya Soetikno Soedardjo dan Onky Soemarno pada 1992. Usaha patungan itu membuahkan grup usaha yang dikenal sebagai MRA Group atau PT Mugi Rekso Abadi (MRA).

MRA kemudian berkembang pesat dan memiliki beberapa divisi yang menaungi beberapa unit usaha seperti Zoom Bar & Lounge, BC Bar, Cafe 21,Radio Hard Rock FM (Jakarta, Bandung, Bali), i-Radio, radio MTV, Majalah Kosmo, Majalah FHM, Omni Chanel (TV), IP Entertaiment.

Adiguna Sutowo sendiri wafat pada 18 April 2021 di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP). Semasa hidupnya, dia juga dikenal sebagai seorang pebisnis. Pria lulusan universitas di Los Angeles pada tahun 1981 itu pernah menjadi direktur utama PT Adiguna Mesintani. Perusahaan itu bergerak dalam bidang distributor generator mesin diesel untuk hotel, pabrik, dan perusahaan lainnya.

Adiguna Sutowo juga memimpin perusahaan PT Santana Petroleum Equipment dan perusahaan pelayaran PT Pelayaran Umum Indonesia (Pelumin).

Pria itu juga disebut-sebut sempat memiliki hubungan bisnis dengan Tommy Soeharto di masa jayanya. Keduanya mendirikan PT Mahasarana Buana (Mabua) pada 5 September 1985. Perusahaan yang beroperasi di Batam ini berdagang dinamit untuk keperluan industri.

Adiguna juga tercatat sebagai bos perusahaan farmasi PT Suntri Sepuri. Perusahaan yang didirikan pada 1998 ini memproduksi tablet, kapsul, sirup dan suspensi, sirup kering/serbuk injeksi beta laktam.

(fdl/fdl)

Scroll to Top