Bukti Perkembangan Pendidikan pada Masa HinduBuddha


KOMPAS.com – Masuknya pengaruh Hindu-Buddha di Nusantara dimulai sejak awal Masehi.

Sejak masuknya agama Hindu-Buddha, terjadi pembaruan besar di Indonesia, salah satunya dalam bidang pendidikan.

Di bawah ini merupakan bukti-bukti yang menunjukkan perkembangan pendidikan pada masa Hindu-Buddha di Indonesia.

Baca juga: Daftar Kitab Peninggalan Kerajaan Hindu-Buddha

Catatan perjalanan Fa-Hien

Fa-Hsien atau Fa Hien adalah rohaniwan Buddha dari China sekaligus penjelajah abad ke-5.

Ketika berusia 62 tahun, Fa Hien melakukan penjelajahan ke India, tepatnya ke Kerajaan Khotan, Kashmir, Kabul, Kandahar, dan Punjab demi kepentingan agama Buddha.

Selama di India, Fa Hien berusaha mencari salinan dari Kitab Vinaya Pitaka yang lengkap untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin.

Setelah selesai menjelajah di India, Fa Hien lanjut ke Sri Lanka untuk menyalin sebuah teks sakral.

Dari Sri Lanka, Fa Hien kembali ke kampung halamannya di China. Dalam perjalanan pulang ini, ia singgah di Nusantara, tepatnya di Jawa.

Fa Hien tinggal di Jawa selama lima bulan, antara Desember 412 hingga Mei 413.

Kedatangan Fa Hien di Pulau Jawa, yang tertuang dalam catatannya, menjadi bukti penyebaran pendidikan Buddha di Nusantara.

Baca juga: Fa Hien, Penjelajah China Pertama yang Pernah ke Jawa

Catatan perjalanan I-Tsing

I-Tsing merupakan biksu dari China yang juga seorang penjelajah dan penerjemah teks agama Buddha.

Pada 671, I-Tsing sempat singgah di Kerajaan Sriwijaya sewaktu melakukan perjalanan ke India untuk belajar bahasa Sanskerta dan Melayu selama enam bulan.

Setelah beberapa waktu mempelajari agama Buddha di India, pada 687, I-Tsing kembali singgah di Kerajaan Sriwijaya saat hendak pulang ke China.

Dari catatan perjalanan I-Tsing, diketahui bahwa kala itu Kota Palembang sudah menjadi pusat penyebaran pendidikan agama Buddha.

I-Tsing tinggal selama dua tahun untuk menerjemahkan kitab suci Buddha dari bahasa Sanskerta ke bahasa Mandarin, sebelum akhirnya kembali ke China.

Selama berada di Indonesia, I-Tsing mengakui bahwa ia kagum dengan perkembangan agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya.

Bahkan, I-Tsing menyarankan para biksu dari China untuk belajar di Sriwijaya, khususnya memperdalam ilmu agama Buddha.

Baca juga: I-Tsing, Biksu China yang Memperdalam Agama Buddha di Sriwijaya

Penemuan Prasasti Nalanda

Pada 1921, ditemukan Prasasti Nalanda di Bihar, Nalanda, India.

Prasasti ini mengisahkan tentang Raja Devapaladeva dari Kerajaan Palla di India, yang mengabulkan permintaan raja Sriwijaya untuk membangun biara Buddha di Nalanda.

Hal ini menunjukkan bahwa pada masa itu, raja Sriwijaya memberi perhatian besar terhadap pendidikan agama Buddha.

Selain itu, Prasasti Nalanda juga menyebut bahwa ada lima desa di Kalkutta (Kolkata), India, dibebaskan dari pajak demi keperluan misi agama Buddha Kerajaan Sriwijaya.

Kerja sama Hui-Ning dan Jnanabadra

Hui-Ning adalah pendeta asal China yang memiliki misi menerjemahkan kitab agama Buddha.

Dalam menjalankan tugasnya, Hui-Ning sempat dibantu oleh salah seorang pemuka agama dari Kerajaan Kalingga, Jnanabadra.

Jnanabadra turut membantu Hui-Ning menerjemahkan kitab suci agama Buddha dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa China.

Referensi:

  • Muljana, Slamet. (2006). Sriwijaya. Yogyakarta: LKiS.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Scroll to Top